TikTok menjadi media sosial yang sangat digemari saat ini. Melimpahnya konten variatif yang menghibur jadi alasannya. Tak heran banyak orang yang rela berlama-lama menikmati jutaan video pendek di TikTok untuk membunuh waktu luang.
Tapi keasyikan itu bisa saja bakal berubah nantinya. Sebab beredar kabar kalau TikTok punya rencana untuk melakukan monetisasi pada layanannya. Bukan melalui platform TikTok Shop, karena layanan ini sudah resmi dibatasi oleh Pemerintan per 4 Oktober 2023.
Adapun monetisasi yang dimaksud tampaknya akan mirip dengan yang telah diterapkan oleh YouTube. Seperti dketahui, pengguna gratisan kerap kali diganggu oleh kemunculan iklan di layar HP ketika menikmati video di YouTube. Meski belum separah YouTube, pengguna TikTok sejatinya mulai merasakan hal yang sama.
Satu-satunya cara untuk terhindar dari gangguan iklan tersebut adalah dengan menjadi pengguna premium alias berbayar. Nah, seperti dikutip dari Android Authority, TikTok disebut-sebut akan melakukan hal yang sama.
Sebuah screenshot atau tangkapan layar mengungkapnya, yang nantinya aplikasi TikTok akan memberikan dua opsi bagi penguna. Opsi pertama adalah video tetap bisa dinikmati secara gratis tapi dengan konsekuensi akan sering muncul iklan di layar HP, yang dipersonalisasi berdasarkan profil pengguna. Sedangkan opsi kedua adalah bebas iklan namun harus rela merogoh kocek per bulan sebesar USD 4,99 atau sekitar Rp 77 ribuan (1 USD = Rp15.592,-).
Sejauh ini belum ada tanggapan dari TikTok terkait kabar tersebut. Namun mengingat skema monetisasi tersebut bukan hal baru, kemungkinannya terbuka lebar. Apalagi TikTok baru-baru ini telah mendapat tantangan dari banyak negara, terkait TikTok Shop. Tentunya platform berbagi video kepunyaan ByteDance harus mencari jalan lain untuk menambah ceruk pemasukannya.
Sedang mencari gadget untuk TikTok-an? Silakan kunjungi tautan berikut ini!
