Seri iPhone 15 akan resmi dipasarkan di Indonesia pada 27 Oktober 2023. Sedangkan keran pemesanan sudah akan dibuka pada 20 Oktober 2023. Harga kesemua seri iPhone 15 di Indonesia sedikit lebih mahal dari Singapura.
iPhone 15 Termurah dipatok senila Rp16,5 juta, sedangkan yang termahal harganya mencapai Rp34 juta. Tapi tahukah kamu kalau harga modal seri iPhone 15 di fase produksi sejatinya cuma berkisar 40% dari harga jualnya.
iPhone 15 varian 128 GB dipasarkan dengan harga Rp16,5 juta di Indonesia, tapi aslinya harga modal perangkat ini berada di angka Rp6,6 jutaan saja. Informasi ini diungkap oleh Nikkei melalui laporan terbarunya terkait BoM (Bill of Material) atau biaya komponen seri iPhone 15.
Disebutkan biaya komponen pembuatan seri iPhone 15 lebih mahal sekitar 8-16% dibanding seri iPhone 14.
Dimulai dari iPhone 15 Pro Max, varian paling mahal ini memiliki BoM sekitar USD 558 atau sekitar Rp8,7 jutaan. Dibanding iPhone 14 Pro Max, biaya komponen iPhone 15 Pro Max itu 12% lebih tinggi. Penggunaan kamera periskop 5x memang 380% lebih mahal dari kamera telefoto 3x yang dipakai iPhone 14 Pro Max.
Selain itu seperti dikutip dari Wccftech, rangka titanium yang dipakai iPhone 15 Pro Max ditakar senilai USD 50 atau 43% lebih mahal dibanding rangka stainless pada iPhone 14 Pro Max. Itu belum termasuk penggunaan chip Apple A17 Pro yang dihargai sebesar USD 130. Dibanding chip A16 Bionic yang dipakai seri iPhone 14 Pro, kenaikannya mencapai 27%.
Komponen lainnya yang juga mahal pada iPhone 15 Pro Max adalah panel LTPO OLED.
Sedangkan untuk iPhone 15 Pro memiliki BoM atau biaya komponen senilai USD 523 atau sekitar Rp8,2 jutaan. Angka tersebut sekitar 8% lebih tinggi dibanding BoM untuk iPhone 14 Pro. Sementara iPhone 15 Plus berkisar USD 442, yang mana 10% lebih tinggi dari BoM kepunyaan iPhone 14 Plus.
Selisih paling tinggi justru iPhone 15 yang memiliki BoM di kisaran USD 423 atau sekitar Rp6,6 jutaan alias 16% lebih tinggi dari iPhone 14.
Meski terdengar murah, harga modal produksi tersebut masih belum termasuk biaya riset dan pengembagan, distribusi, logistik, marketing, pajak, dan lain-lain. Jadi jangan kaget kalau harga yang sampai ke konsumen meningkat beberapa kali lipat setelah ditambahkan komponen-komponen biaya tersebut.
